Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua.
Bapak dan Ibu Guru yang kami hormati….
Pernahkah kita mendengar seorang murid bertanya, “Pak/Bu, saya sudah berusaha, tapi nilai saya belum bagus”? Kalimat sederhana itu sering membuat kita merenung: apakah penilaian kita sudah benar-benar mencerminkan kemampuan anak-anak kita?
Dalam perjalanan pendidikan, kita tentu sepakat bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang adil untuk menunjukkan kemampuannya. Namun beberapa tahun terakhir, penilaian di satuan pendidikan dilakukan secara beragam, ada yang menggunakan rubrik, ada pula yang menilai berdasarkan proses dan hasil dan ketika data hasil belajar digunakan untuk seleksi ke jenjang berikutnya, muncul tantangan: bagaimana memastikan bahwa nilai dari sekolah A dan sekolah B bisa dibandingkan secara setara? Di sinilah kehadiran Tes Kemampuan Akademik (TKA) menjadi penting.
TKA dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan penilaian terstandar yang dapat menjadi acuan capaian akademik individu murid. Selama ini, penilaian di satuan pendidikan sering kali berbeda dalam hal bobot dan cara pengukuran. Ketika hasil rapor digunakan untuk keperluan seleksi atau perbandingan antar sekolah, sering muncul pertanyaan tentang keadilan dan objektivitasnya. Maka, TKA hadir bukan sebagai pengganti sistem penilaian sekolah, tetapi sebagai penyeimbang dan penguat kredibilitas penilaian itu sendiri. TKA menjadi cermin tambahan, agar setiap murid memiliki catatan akademik yang bisa dilihat dari sudut pandang yang sama di seluruh Indonesia. Dengan begitu, kita bisa lebih yakin bahwa capaian mereka diukur secara objektif dan adil.
TKA memberikan kesempatan bagi murid untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kemampuan akademiknya. Tes ini bersifat tidak wajib, sehingga murid yang merasa siap dapat mengikutinya, sementara yang belum siap tidak perlu merasa terbebani. Tidak ada konsekuensi kelulusan bagi yang tidak mengikuti, karena kelulusan tetap menjadi kewenangan satuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian di sekolah. Namun, bagi murid yang mengikuti, hasil TKA dapat digunakan sebagai bahan refleksi diri tentang kekuatan dan potensi yang mereka miliki serta nilai tambah capaian akademik yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seleksi, baik di jenjang berikutnya maupun kesempatan akademik lainnya. Di sisi lain, bagi pemerintah dan satuan pendidikan, TKA memberi gambaran penting untuk pemetaan mutu pendidikan dan perbaikan kebijakan.
Semua murid di kelas akhir, baik dari jalur pendidikan formal, non formal, maupun informal, memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti TKA. Dengan begitu, TKA juga berfungsi menjamin pemenuhan akses bagi semua murid, termasuk mereka yang menempuh pendidikan di luar sekolah formal, agar hasil belajarnya dapat diakui dan disetarakan.
Untuk jenjang pendidikan dasar, Tes Kemampuan Akademik atau TKA berfokus pada dua bidang utama: Matematika dan Bahasa. Melalui TKA Matematika, kita ingin melihat sejauh mana murid memahami konsep, prinsip, dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Soal-soalnya tidak hanya mengukur kemampuan menghitung atau menghafal rumus, tetapi juga menilai bagaimana murid bernalar, berpikir logis, serta mengaitkan konsep matematika dengan situasi nyata di sekitar mereka. Elemen yang diujikan mencakup bilangan, geometri dan pengukuran, serta data semuanya bersumber dari elemen kurikulum yang berlaku.
Sementara itu, TKA Bahasa difokuskan pada keterampilan membaca. Membaca dipilih sebagai fokus utama karena menjadi fondasi bagi murid untuk terus belajar, beradaptasi, dan berkembang di tengah perubahan zaman dan kemajuan teknologi yang begitu cepat. Dengan kemampuan membaca yang baik, murid tidak hanya memahami teks, tetapi juga mampu menyerap informasi, berpikir kritis, dan mengambil keputusan yang lebih bijak dalam kehidupan sehari-hari.
Dari perspektif Direktorat Guru Pendidikan Dasar, pelaksanaan TKA juga membuka ruang bagi peningkatan kapasitas pendidik dalam mengembangkan penilaian yang lebih berkualitas. Guru tidak hanya menjadi pelaksana pembelajaran, tetapi juga mitra penting dalam memastikan bahwa setiap asesmen mencerminkan kemampuan murid secara autentik dan adil.
Bapak dan Ibu Guru yang kami banggakan, melalui TKA, kita bersama-sama sedang melangkah menuju sistem pendidikan yang lebih berkeadilan, terbuka, dan berorientasi pada perkembangan murid. Mari kita dukung pelaksanaan TKA ini dengan semangat kolaborasi, memastikan murid-murid kita mendapatkan pengalaman belajar dan penilaian terbaik. Karena sejatinya, setiap angka dalam hasil tes bukan sekadar nilai melainkan cerminan proses belajar, kerja keras, dan potensi besar yang sedang tumbuh. Kita terus bergerak bersama, menguatkan pendidikan dasar Indonesia agar lebih bermutu dan berdaya saing.
