Jakarta, 22 Desember 2025 - Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) memegang peran penting dalam memastikan sekolah tetap menjadi ruang aman dan mendukung bagi anak-anak, terutama setelah bencana terjadi. Selain menjaga keberlanjutan pembelajaran, GTK juga berperan besar dalam pemulihan psikososial dan penguatan ketangguhan satuan pendidikan. Hal ini mengemuka dalam Webinar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Seri 8 bertajuk “Peran GTK dalam Pemulihan Pascabencana dan Penguatan Satuan Pendidikan”.
Webinar ini diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) Kemendikdasmen, Sekretariat Nasional SPAB Kemendikdasmen, dan Yayasan Plan International Indonesia, dengan dukungan Prudence Foundation. Kegiatan ini menjadi penutup rangkaian Webinar SPAB tahun 2025 yang telah dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memperkuat kesiapsiagaan satuan pendidikan di berbagai daerah.
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, yang terdiri atas guru, tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas, serta pemangku kepentingan di bidang kebencanaan dan pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam diskusi dan sesi tanya jawab yang membahas tantangan nyata pemulihan sekolah pascabencana.
Webinar dibuka oleh Kepala Subdirektorat Peningkatan Kapasitas, Pelindungan, dan Pengendalian Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Dr. Meliyanti. Dengan menghadirkan narasumber Lilis Mutmainah, Analis Kebijakan Muda BNPB, Mufti Ferika Dianingrum, Program Officer Yayasan Plan International Indonesia dan Endang Mulyani Putro, Guru, Konsultan, serta relawan kebencanaan.
Dalam sambutannya Dr. Meliyanti mengatakan bahwa pemulihan pasca bencana harus menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian, dan pengalaman dari berbagai daerah menegaskan bahwa guru adalah garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan pembelajaran di masa pascabencana.
“Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam memastikan proses pemulihan pascabencana berjalan berpihak pada kebutuhan peserta didik. Pemulihan tidak hanya soal keberlanjutan pembelajaran, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan dukungan psikososial di satuan pendidikan,” ujar Meliyanti
Analis Kebijakan Ahli Muda Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilis Mutmainah, menekankan pentingnya sekolah sebagai ruang pembentukan budaya sadar bencana dan melalui penguatan peran guru dan tenaga kependidikan satuan pendidikan dapat menjadi garda terdepan dalam upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan keberlanjutan.
Sementara itu, Ferika dari Plan Indonesia menjelaskan pentingnya pendekatan yang berpusat pada anak dalam setiap proses pemulihan. Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif dan ramah anak setelah bencana terjadi.
Pengalaman lapangan menjadi penguat diskusi. Endang Mulyati seorang guru, konsultan yang juga relawan kebencanaan membagikan refleksi dari pendampingan sekolah terdampak bencana.
“Pengalaman mendampingi sekolah berdampak bencana menunjukkan bahwa kehadiran guru yang peduli dan sigap mampu memberikan kekuatan besar bagi anak-anak untuk bangkit. Kolaborasi antara sekolah, masyarakat dan relawan menjadi kunci dalam proses pemulihan,” tegasnya
Sebagai penutup rangkaian Webinar SPAB tahun 2025, seri 8 ini diharapkan mampu memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan bahwa guru dan tenaga kependidikan adalah aktor utama dalam membangun satuan pendidikan yang aman tangguh, dan berkelanjutan bahkan di tengah situasi krisis.
