Assalamualaikum wr. wb
Salam hangat untuk seluruh Bapak dan Ibu Guru hebat di penjuru Indonesia!
Bapak Ibu Guru, setiap tanggal 28 Oktober, kita selalu diingatkan pada satu momentum bersejarah: Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini, bangsa kita memperingati untuk yang ke-97 kalinya, dengan tema “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.” Tema tersebut tidak hanya menggugah semangat, tetapi juga mengajak kita untuk menengok kembali bagaimana kekuatan kolaborasi telah membentuk wajah Indonesia sejak awal berdirinya.
Bayangkan, hampir seabad lalu, para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dengan satu tekad: menyatukan bangsa dengan pernyataan janji: satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Mereka tidak punya teknologi canggih, tidak memiliki fasilitas mewah, hanya semangat, keyakinan, dan cinta yang kuat terhadap tanah air. Dan dari semangat itulah lahir fondasi kokoh bagi Indonesia yang kita cintai hari ini.
Kini, di tengah dunia yang serba cepat, digital, dan dinamis, semangat itu perlu kita hidupkan kembali bukan sekedar dalam seremoni upacara, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Di berbagai ruang kelas, ruang guru, dan di setiap interaksi pembelajaran, semangat tersebut dapat dinyalakan kembali. Karena sejatinya, setiap guru adalah penjaga bara semangat Sumpah Pemuda agar terus menyala.
Bapak dan Ibu Guru yang saya banggakan, kita tahu bahwa pembelajaran hari ini tidak lagi cukup berhenti pada “apa yang harus dihafal” akan tetapi sedang bergerak menuju cara belajar yang menumbuhkan pemahaman, karakter, dan keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran yang tidak sekadar mengajarkan murid untuk tahu, tetapi untuk memahami, merasakan, dan bertindak. Ketika guru mengajak murid untuk berpikir bersama, berdiskusi, saling mendengarkan, dan mencari solusi dari masalah nyata di sekitar mereka, sesungguhnya guru sedang menanamkan nilai kebersamaan, kolaborasi, dan persatuan. Nilai-nilai itulah yang menjadi jiwa dari Indonesia Bersatu.
Selain itu, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, membangun bangsa membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak demikian juga dalam dunia pendidikan. Kita tidak bisa berjalan sendiri. Keberhasilan pembelajaran lahir dari sinergi dan pergerakan banyak pihak yang memiliki tujuan sama: mencerdaskan kehidupan bangsa.
Inilah yang kita sebut sebagai partisipasi semesta, gerakan bersama seluruh unsur ekosistem pendidikan: guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komunitas, dunia usaha, hingga pemerintah daerah. Semua memiliki peran yang saling melengkapi dan menguatkan. Guru yang berdedikasi akan semakin kuat ketika kepala sekolah memberi ruang untuk tumbuh dan berinovasi. Anak-anak akan semakin semangat belajar ketika orang tua terlibat dan mendukung mereka dari rumah. Dan pendidikan akan semakin hidup ketika komunitas ikut membuka ruang belajar bagi anak-anak di lingkungannya. Pendidikan bukan hanya urusan sekolah, tetapi urusan bersama. Ada yang memberi waktu, ada yang berbagi pengalaman, ada yang menyediakan sarana, dan ada yang menjadi sumber inspirasi. Semua peran, sekecil apa pun, adalah bagian penting dalam gerakan besar memajukan pendidikan Indonesia.
Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, kita adalah penerus semangat para pemuda 1928, dengan alat perjuangan yang berbeda. Mari kita bersama terus menyalakan semangat perubahan dari kelas-kelas, dari setiap kata yang kita ucapkan dan dari setiap nilai yang kita tanamkan pada anak-anak bangsa. Karena di tangan guru, masa depan Indonesia digerakkan, dari semangat guru, Indonesia bersatu dan maju. Jadikan momentum Hari Sumpah Pemuda ke-97 ini untuk memperbarui semangat kita, semangat untuk terus bergerak, berkolaborasi, dan bersatu dalam misi mulia mencerdaskan bangsa.
Selamat Hari Sumpah Pemuda!
