Jakarta – Kemendikdasmen, Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Mengajar Bahasa Inggris (PKGSD MBI) Angkatan 3 resmi dibuka oleh Staf Khusus Menteri Bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Bapak Arif Jamali Muis, pada 1 Desember 2025 di Hotel Golden Boutique Kemayoran, Jakarta. Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Calon Fasilitator yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru Dikdas, Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) Kemendikdasmen ini merupakan inisiatif strategis untuk menyiapkan guru-guru Sekolah Dasar (SD) menyambut kebijakan Kurikulum yang mewajibkan Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran sejak Kelas III SD pada tahun ajaran 2027/2028.
Hadir dalam kegiatan ini Direktur Guru Dikdas, Bapak Dr. Rachmadi Widdiharto, MA, dalam sambutannya Direktur Rachmadi memberikan keyakinan bahwa mereka yang hadir merupakan orang-orang pilihan yang akan menjadi fasilitator nasional, selain itu Direktur berharap kegiatan ini mampu menghasilkan fasilitator yang kompeten demi masa depan anak bangsa yang berdaya saing global.
Tantangan mendesak di depan mata adalah ketersediaan guru dari total 150.447 SD di Indonesia, lebih dari 90.000 sekolah saat ini belum memiliki guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Oleh karena itu, tujuan utama program ini adalah mencetak total 1.100 Calon Fasilitator yang akan terbagi ke dalam lima angkatan, dengan target melatih 90.000 guru SD di seluruh Indonesia. Angkatan 3 sendiri dihadiri oleh 259 orang Calon Fasilitator dari 11 provinsi dan 84 Kabupaten/Kota.
Calon Fasilitator, yang terdiri dari Widyaiswara, Dosen, Guru, dan praktisi pendidikan. Dalam pelatihan ini fasilitator harus menguasai substansi modul melalui sistem pelatihan Blended Learning (In-On-In). Skema pelatihan guru di daerah akan berjalan kurang lebih selama enam bulan, mencakup Fase In-Service Training di LMS Ruang GTK (2 bulan) dan Fase On-the-job training di mana guru mulai mengajarkan Bahasa Inggris di sekolah secara bertahap (1-2 jam per minggu selama 2 bulan).
Secara kualitas, program ini menargetkan peningkatan kompetensi Bahasa Inggris guru dari Level CEFR A1-A2 (Pemula) ke level minimal B1. Hal ini penting mengingat posisi Indonesia yang masih rendah dalam Survei Indeks Kemampuan Bahasa Inggris global. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD akan berfokus pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan peningkatan kepercayaan diri murid, dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Mindful, Meaningful, and Joyful Learning) melalui metode kreatif seperti story telling atau game-based learning.
Program ini melibatkan kolaborasi kuat lintas sektor, termasuk Tim Pengembang Modul, Dewan Pengarah, Akademisi, Asosiasi Profesi, serta Mitra Pembangunan seperti Cambridge, British Council, dan RELO, yang menjamin program memiliki standar global.
