Makassar,5 Juni 2025 — Kegiatan Bimbingan Teknis Training of Trainers (Bimtek ToT) Calon Pengajar Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) Angkatan 5 Region 2 yang berlangsung selama 6 (enam) hari di Kota Makassar, secara resmi ditutup oleh Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah di bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, Dr. Muhammad Muchlas Rowi, MM. Penutupan kegiatan ini menandai dimulainya tahap implementasi lapangan oleh para calon fasilitator dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial di satuan pendidikan.
Dalam sambutannya, Muchlas Rowi menyampaikan sejumlah poin strategis terkait keberlanjutan program pembelajaran berbasis teknologi di lingkungan pendidikan dasar dan menengah. Ia menegaskan bahwa seluruh sekolah sasaran yang akan melaksanakan pembelajaran koding dan KA telah ditetapkan secara resmi, dan petunjuk teknis (juknis) mengenai pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja juga telah dirilis dan disosialisasikan kepada pemangku kepentingan terkait.
“Artinya, tidak lama lagi Bapak dan Ibu akan turun langsung ke lapangan untuk melatih para guru di sekolah yang telah ditunjuk. Ini merupakan langkah awal dari peran strategis yang akan diemban sebagai fasilitator pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial,” ujar Muchlas.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa UPT GTK, UPT Vokasi, dan Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) yang telah ditetapkan oleh Kemendikdasmen bertanggung jawab dalam menyiapkan fasilitator yang akan menjalani proses pelatihan berjenjang dengan pendekatan In-On-In, yaitu melatih, mendampingi, serta melakukan evaluasi dan pelaporan selama periode tiga bulan ke depan.
Calon fasilitator yang dinyatakan lulus dari Bimtek ToT ini nantinya akan memberikan pelatihan kepada guru-guru dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga SMK. Peran fasilitator bersifat lintas jenjang dan lintas institusi, tanpa memandang latar belakang apakah berasal dari LPD, UPT, atau perguruan tinggi. Seluruh peserta pelatihan yang telah memenuhi standar kelulusan diharapkan siap menjadi agen perubahan yang aktif dalam mengedukasi guru dan masyarakat di berbagai daerah terkait pentingnya pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial yang tepat, bertanggung jawab, dan berorientasi masa depan.
“Di manapun Bapak dan Ibu berada, sampaikanlah kepada masyarakat bahwa keberhasilan implementasi pembelajaran koding dan KA bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian semata, tetapi membutuhkan kolaborasi semua pihak. Ini adalah wujud dari ‘Partisipasi Semesta’ yakni keterlibatan kolektif antara pemerintah, UPT, dinas pendidikan, sekolah, guru, orang tua, dan peserta didik,” tambah Muchlas.
Tahapan implementasi selanjutnya, setelah pelaksanaan Bimtek, adalah pelatihan langsung kepada para guru. Dalam proses ini, Kemendikdasmen akan terus mendorong terbangunnya kolaborasi multipihak dalam sebuah ekosistem pembelajaran yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman. Ekosistem ini dirancang berbasis teknologi, namun tetap mengedepankan konteks lokal, nilai-nilai etika, dan karakter kebangsaan.
“Tujuan dari ekosistem ini bukan hanya menghasilkan peserta didik yang cakap dalam penggunaan teknologi, tetapi juga mampu berpikir logis, kritis, dan inovatif. Di saat yang sama, mereka dibekali dengan kesadaran etis dalam menggunakan kecerdasan artifisial, sehingga tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi yang bertanggung jawab,” tutup Muchlas .
Ekosistem pembelajaran yang dikembangkan akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari guru, kepala sekolah, LPD, UPT, perguruan tinggi, hingga praktisi teknologi. Kolaborasi ini diharapkan dapat mewujudkan sistem pembelajaran yang menyeluruh dan berdaya saing, serta mampu membentuk generasi pembelajar abad ke-21 yang berintegritas dan adaptif terhadap perubahan global.
Dengan berakhirnya kegiatan Bimtek ini, para calon fasilitator diharapkan dapat segera menjalankan tugasnya dalam mendukung transformasi digital di dunia pendidikan, sekaligus menjadi garda terdepan dalam menciptakan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial yang bermakna, kontekstual, dan berdampak nyata bagi masa depan pendidikan Indonesia.