Bimbingan Teknis Training of Trainer (TOT) Calon Fasilitator Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) untuk Guru Pendidikan Dasar dan Menengah Batch 2 yang dilaksanakan pada 5 hingga 10 Mei 2025 telah berlangsung dengan sukses. Penutupan kegiatan ini turut dihadiri oleh Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, M. Muchlas Rowi, serta Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto.
Dalam arahannya, M. Muchlas Rowi menegaskan pentingnya peran fasilitator dalam mendukung pengembangan pembelajaran koding dan KA di satuan pendidikan. Ia menjelaskan bahwa fasilitator bukan hanya berfungsi sebagai pengajar materi, melainkan juga sebagai pembimbing dan pendukung pembelajaran yang harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kolaboratif, mendorong kerja sama aktif antara guru, orang tua, serta komunitas sekitar, serta berbagi praktik baik melalui forum-forum diskusi untuk memperkaya pengalaman dan pendekatan pembelajaran.
Muchlas Rowi juga menekankan perlunya fasilitator untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip literasi digital, etika penggunaan teknologi, serta menjaga keamanan informasi pribadi peserta didik. Ia mengingatkan pentingnya fasilitator membekali diri dengan metode evaluasi yang efektif guna mengukur kemajuan peserta didik secara berkala, sekaligus mendorong pemberian umpan balik yang konstruktif untuk mendukung perbaikan berkelanjutan. Menurutnya, tugas fasilitator tidak berhenti setelah pelatihan selesai, melainkan justru baru dimulai, karena fasilitator memiliki tanggung jawab besar dalam membangun fondasi pemahaman para guru terhadap pembelajaran koding dan KA yang akan berdampak langsung pada penguatan kompetensi guru di lapangan.
Ia mendorong para fasilitator untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada para guru, antara lain dengan membentuk kelompok diskusi atau komunitas belajar yang dapat menjaga semangat dan memperkaya pengetahuan, serta selalu memperbarui wawasan di bidang koding dan KA yang terus mengalami perkembangan pesat. Selain itu, Muchlas Rowi juga menekankan pentingnya fasilitator untuk terus memperkaya contoh-contoh pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) sebagai sumber inspirasi konkret dalam mengintegrasikan koding dan KA di kelas, serta membangun kolaborasi antar fasilitator untuk saling berbagi pengalaman, strategi, dan praktik terbaik agar penyampaian materi menjadi lebih efektif, menarik, dan relevan. Ia berpesan agar para fasilitator menjadi sosok inspiratif, yang tidak hanya mentransfer keterampilan teknis, melainkan juga mampu menumbuhkan minat dan antusiasme terhadap teknologi di kalangan guru.
Dalam kesempatan tersebut, Muchlas Rowi juga mengingatkan pentingnya membangun rasa empati di lapangan, mengingat tidak semua sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai dan banyak guru yang belum memiliki latar belakang maupun pengalaman di bidang koding dan KA. Ia menyoroti fakta bahwa tidak semua guru memiliki minat atau motivasi yang tinggi terhadap teknologi, sehingga fasilitator perlu kreatif menemukan pendekatan yang dapat meningkatkan ketertarikan mereka. Ia juga mengingatkan tentang perlunya memperhatikan kesiapan sekolah dalam menerapkan kebijakan, agar pelaksanaan di daerah dapat berjalan lebih optimal dan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas suksesnya penyelenggaraan TOT Batch 2. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama kegiatan, tercatat adanya peningkatan pemahaman peserta sebesar 86%, sebagaimana tercermin dari perbandingan hasil tes awal dan tes akhir. Dari total 218 peserta, sebanyak 101 orang atau sekitar 46,3% berhasil meraih kategori Amat Baik, sementara 45 peserta atau 20,6% masuk dalam kategori Baik, dan 25 peserta atau 11,5% tergolong Cukup. Namun demikian, masih terdapat 39 peserta atau sekitar 17,9% yang masuk kategori Sangat Kurang, dan 8 peserta atau 3,7% yang berada dalam kategori Kurang, yang menunjukkan perlunya perhatian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang menghambat pencapaian optimal peserta tersebut.
Secara keseluruhan, kegiatan ini mendapatkan respons sangat positif dari peserta, yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Sebagian besar peserta merasa mendapatkan banyak ilmu baru terkait koding dan kecerdasan artifisial, serta peningkatan keterampilan teknis maupun pedagogis yang relevan untuk diterapkan di sekolah masing-masing. Meski demikian, beberapa tantangan seperti keterbatasan waktu pelaksanaan, padatnya jadwal kegiatan, serta kendala teknis seperti koneksi internet yang kurang stabil, menjadi catatan penting untuk evaluasi dan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang.
Sesi Peer Teaching menjadi salah satu bagian yang paling berkesan bagi peserta, karena mereka dapat langsung mempraktikkan materi yang telah dipelajari, menerima umpan balik dari sesama peserta, serta memperdalam pemahaman mengenai metode pengajaran berbasis koding dan KA. Selain itu, sesi bedah modul dinilai sangat membantu peserta dalam memahami alur pembelajaran dan dalam menyusun perangkat ajar yang efektif.
Para peserta secara umum merasa bahwa kegiatan TOT ini sangat bermanfaat, inspiratif, dan mampu memperluas wawasan mereka mengenai integrasi koding dan KA dalam pembelajaran di kelas. Banyak peserta yang menyatakan bahwa mereka kini merasa lebih siap untuk menjadi fasilitator di lingkungan masing-masing dan berkomitmen untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh. Beberapa saran yang muncul untuk pelaksanaan ke depan adalah memperpanjang durasi pelatihan agar peserta memiliki lebih banyak waktu untuk memperdalam materi, berlatih, dan berdiskusi lebih intensif dengan narasumber, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.
Dengan semangat kolaboratif dan komitmen yang tinggi, para calon fasilitator ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak transformasi pembelajaran berbasis teknologi di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, membawa semangat inovasi, kreativitas, dan inklusivitas dalam dunia pendidikan.